Tradisi Lebaran Ketupat , Pulau Madura Punya Cerita





Sampang, || wartapers.com _ Suasana Lebaran Idulfitri tahun ini mesti sangat berkesan, setelah 2 tahun kita diributkan dengan musibah Covid-19. Selain hari raya Idulfitri, umat muslim juga akan menemui sajian khas Lebaran di tradisi Syawalan atau Lebaran Ketupat.

Lebaran ketupat ini biasanya disebut dengan hari raya kedua, yang jatuh pada sepekan setelah Idulfitri. Tetapi ketupat yang ditemui pada lebaran ketupat ini memiliki perbedaan pada ukuran. Yang mana ukuran ketupat pada lebaran kedua ini lebih kecil. Hal ini karena ketupat akan dibagi-bagikan sebagai hantaran kepada kerabat.



Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda dalam merayakan lebaran ketupat tersebut. Seperti halnya di daerah Madura. Masyarakat Madura mengenal Lebaran Ketupat dengan tradisi “terater” yang berarti anter-anter.

Masyarakat Madura akan mengolah hidangan berupa ketupat dan sajian pendampingnya seperti opor ayam atau ayam goreng. Setelah hidangan matang dan wangi, hidangan akan diletakkan di atas baki atau tampah kecil. Lalu, hidangan dibawa masuk ke dalam masjid untuk didoakan bersama setelah sholat berjamaah.


 
“Setelah doa bersama selesai, masakan yang diantarkan masyarakat kemudian disajikan kepada yang membaca doa,” kata Yanto ,  salah satu tokoh masyarakat di Desa Taddan , Kecamatan Camplong, Sampang, Jawa Timur. Senin (09/05/2022).

Ketupat dan sajian-sajian lezat pendampingnya akan dibagi-bagi dan dikonsumsi secara beramai-ramai. Tradisi ini dilestarikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena sudah diberi kekuatan berpuasa Syawal selama enam hari lamanya.

“Meskipun tidak semua warga mampu melanjutkan puasa di bulan Syawal, tetapi tradisi Terater dan doa bersama tetap digelar sebagai tanda syukur kepada Allah,” tambahnya.

Tradisi Terater tidak hanya kepada seorang imam masjid atau mushala saja, tetapi juga kepada warga miskin dan janda tua yang tidak mampu memasak ketupat ataupun memotong ayam.

“Orang miskin, orang jompo dan janda tua bisa menikmati ketupat dan masakan ayam di Lebaran ketupat ini karena tradisi Terater ini,” terang Mustaji.

Menurutnya, tradisi ini juga dilakukan oleh anggota keluarga yang sudah memisahkan diri dari orangtuanya karena membangun keluarga baru. Sehingga hilir mudik masyarakat untuk Terater ke rumah orangtuanya ataupun mertuanya mirip dengan suasana Idul Fitri.

Tradisi ini pula berdampak kepada warga perajin ketupat janur. Setiap menjelang perayaan hari raya ketupat, penjualan janur dan bungkus ketupat janur laku keras di sejumlah pasar tradisional. Sehingga pendapatan perajin ketupat janur meningkat berlipat ganda.

Redaksi

Posting Komentar