Guna Bongkar Kasus, Sejumlah Elemen Gelar Pertemuan

Anonim

Guna Bongkar Kasus, Sejumlah Elemen Gelar Pertemuan

FP2L Bersama Penjabat Bupati Lembata



LEMBATA||WARTAPERS.COM - Forum Penyelamat Lewotana Lembata (FP2L) (FP2L) memilih mengadakan pertemuan tatap muka dengan Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan, untuk membongkar sejumlah kasus yang belum terselesaikan. Keputusan ini diambil setelah FP2L merenung panjang mengenai otonomi Kabupaten Lembata yang kerap dilanda krisis kepercayaan akibat kasus-kasus yang tidak tuntas ditangani.



Ketua FP2L, Aleks Murin yang ditemui di kediamannya di bilangan Wangatoa, Keluarahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, Sabtu, 24 Juni 2023 memberikan alasan menohok soal pertemuan yang sudah dilakukannya dengan penjabat bupati Lembata pada Kamis, 22 Juni 2023. 



Aleks mengatakan, dalam pertemuan yang bernuansa kekeluargaan itu, FP2L mengungkapkan keprihatinan dan kekecewaannya terhadap janji dari pemimpin-pemimpin sebelumnya untuk melakukan penegakan hukum terhadap sejumlah kasus di Lembata secara adil dan merata.  



“Tetapi kenyataan, dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain, penegakan hukum itu hanyalah fatamorgana. Tidak pernah dilaksanakan,”tegas Aleks. 



Dihadapan Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan, FP2L melalui Aleks Murin mengungkapkan beberapa isu menarik tentang Lembata kabupaten satu pulau ini. Isu menarik itu menurut Aleks murin antara lain proyek pembangunan Jober Pertamina di Pelabuhan Lewoleba, proyek desalinasi penyulingan air minum di Desa Bunga muda, kecamatan Ile Ape, proyek air minum Weilain di Kedang, maraknya mafia Bahan Bakar Minyak (BBM), proyek dana PEN, indikasi mengalirnya dana Covid 19 ke sejumlah anggota DPRD Kabupaten Lembata sebesar 20 juta, alokasi BPJS yang tidak merata dan tidak tepat sasaran, serta tunjangan kinerja yang tidak by name by adres. 



FP2L Bersama Wakapolres Lembata


Aleks Murin juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi pengusaha lokal yang terisolasi dan terpinggirkan akibat tidak tersentuhnya “pembagian” proyek. 



Dan yang menarik dari temu muka, bongkar kasus itu adalah sorotan FP2L terkait perlakuan yang sangat istimewa dari APBD II Kabupaten Lembata berupa uang makan terhadap bupati dan ketua DPRD yang tidak mempertimbangkan keuangan daerah dan kehidupan rakyat jelata yang masih berjuang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.  



Anggota FP2L lainnya, seperti Ali Kedang dan Azis Bahy, menganggap penting bagi Kapolres Lembata dan Penjabat Bupati Lembata untuk mencatat dan menyimpan semua permasalahan ini bukan hanya dalam agenda, tetapi juga dalam hati dan pikiran untuk menindaklanjuti demi keadilan, kebenaran, pemerataan, dan kesejahteraan masyarakat Lewotana.



Sebelum bertemu dengan penjabat bupati Lembata, FP2L juga telah bertemu dengan Kapolres Lembata, Vivick Tjangkung, namun pertemuan tersebut batal karena adanya agenda lain yang mendesak. Akhirnya, FP2L bertemu dengan Wakapolres Lembata, Johanis Christian Tanauw.



Dihadapan Wakapolres Lembata, Johanis Christian Tanauw, Ketua FP2L, Aleks Murin, meminta agar kasus pembunuhan Alm. LW diurus ulang, setidaknya ada tiga tersangka, yaitu BR, TR, dan DW, yang telah ditetapkan oleh Polres Lembata dan Polda NTT ini mendapatkan kepastian hukum.  



“Kami berkomitmen untuk terus mengawal kasus kematian LW, dimana tiga tersangka, yaitu BR, TR, dan DW yang sudah ditetapkan tetapi tidak diproses ini sampai ada titik terangnya. Sampai ada kepastian hukum terhadap ketiganya,”tutur Aleks. 



FP2L berharap agar dari pertemuan baik dengan Wakapolres Lembata maupun Penjabat Bupati Lembata bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai positif bagi kabupaten Lembata. Setidaknya menurut Aleks, Wakapolres Lembata secepatnya menyampaikan kasus Alm. LW kepada Kapolres Lembata untuk ditindaklanjut, sementara Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan juga diharapkan untuk merumuskannya dalam kebijakan pembangunan yang dapat memberikan makna nyata bagi rakyat Lembata.



Ali Kedang yang ditemui secara terpisah berharap bahwa pihak kepolisian dan pemerintah setempat tidak hanya sebatas mendengarkan tetapi juga merespons tuntutan FP2L dengan serius untuk memastikan bahwa persoalan-persoalan yang disampaikan FP2L itu tidak hanya berdiam di ruang AC berbatas tembok berwarna, tetapi benar-benar dijadikan pijakan untuk membangun perubahan positif bagi masyarakat Lembata.



Kini, masyarakat Lembata menantikan langkah konkret dari pihak kepolisian dan pemerintah setempat untuk menindaklanjuti tuntutan dan masalah yang diungkapkan oleh FP2L. Semoga pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk memperbaiki situasi di Lembata dan membawa perubahan yang positif bagi seluruh masyarakat Lewotana, tidak hanya sebagai dagelan semata. 


Pewarta: Sultan Sabatani

Editor: Red

Posting Komentar