Melanjutkan Himbauan dari Presiden, Balai POM Kupang Gelar Pelatihan Keamanan Pangan Desa
Suasana Pelatihan Keamanan Pangan Desa |
LEWOLEBA||WARTAPERS.COM - Seperti pepatah mengatakan, 'Sediakan payung sebelum hujan', Demikian Kantor Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) Kupang, melakukan Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa kepada sejumlah kader dan petugas kesehatan desa.
Hal itu diharapkan, agar kader terlatih dapat menjadi trainer untuk melatih 50 komunitas masyarakat, baik itu komunitas ibu hamil, komunitas ibu rumah tangga, komunitas remaja, komunitas sekolah ataupun komunitas penjual pangan olahan siap saji/ritel.
Sejumlah Aktivis Kepung Kejari Sampang, Minta Usut Tuntas Kasus Kades Gunung Rancak
Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa ini berlangsung selama dua hari. Yakni sejak Rabu 14 Juni sampai Kamis 15 Juni 2023. Diketahui kegiatan ini diikuti oleh kader-kader dari Desa Pada, Kecamatan Nubatukan dan Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutun. Masing-masing desa mengirim delegasi sebanyak 15 orang. Sementara dua desa dimaksud, merupakan desa intervensi program Badan POM Kupang.
Pejabat Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya di Kantor Balai POM Kupang Frama El Lefiyana Pollo menjelaskan, bahwa tujuan dari pelatihan itu, agar menghasilkan kader keamanan pangan desa yang akan mendukung pelaksanaan program Desa Pangan Aman.
Telusuri: Pejabat balai POM |
Program tersebut, merupakan instruksi langsung dari Presiden Republik Indonesia (Jokowi) yang bertujuan meningkatkan kemandirian masyarakat desa di bidang keamanan pangan. Sehingga nantinya, kades dapat melakukan pengawasan keamanan pangan secara mandiri, guna menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman hingga pada tingkat perseorangan, sekaligus memperkuat ekonomi desa.
Puncaknya, dengan demikian pelatihan semacam ini, kader dapat melindungi masyarakat dari bahaya keracunan akibat pangan yang tidak aman.
"Selain itu, dengan Program Desa Pangan Aman dapat mengurangi angka stunting di Nusa Tenggara Timur," tegas Frama, Kamis (15/6/23).
Menurut Frama, sebelum Pelatihan Kader Keamanan Pangan desa ini digelar, Otoritas Kantor Badan POM Kupang juga telah mengadvokasi pentingnya Program Desa Pangan Aman di sekitar bulan Maret kemarin, kepada pimpinan dan pemangku kepentingan di pemerintah Daerah (Pemda) Lembata.
Waktu itu, farma berharap, agar pemerintah bisa melakukan intervensi anggaran secara mandiri di tahun berikutnya jika program ini dinilai memberikan hasil positif di tahun ini.
"Intervensi anggaran ini dimaksudkan, jika program ini berjalan baik agar jumlah kader yang semula hanya 15 orang dari setiap desa, bisa bertambah. Demikian juga desa binaan program yang semula hanya 2 bisa direplikasi," tutur Frama.
Politis Muda PSI Sidoarjo tolak Pemilu Tertutup: Mengkebiri Kesempatan Anak Muda
Selain itu, wanita yang memandang Lembata sebagai rumah kedua ini juga menjelaskan, bahwa Badan POM akan terus mengedukasi dan mengawasi bahan berbahaya seperti formalin, boraks, pewarna kain metanil yello dan rhodamin B yang sering ditambahkan pada pangan.
"Bahan-bahan tersebut memiliki potensi untuk memicu berbagai penyakit yang merugikan kesehatan, diantaranya kanker," ungkapnya.
Diuraikan, Program Desa Pangan Aman memiliki tiga output, yaitu menyediakan 15 kader setiap desa, untuk dijadikan trainer atau instruktur. Selain itu, juga agar menciptakan 50 orang komunitas setiap desa. Kemudian juga diimbau, agar menghasilkan dokumen rencana aksi mandiri dengan menggunakan anggaran sendiri/pemda.
Selanjutnya Badan POM Kupang, lanjut Frama, juga menyiapkan tenaga pendamping guna bisa mendampingi pelaku usaha pangan olahan di desa intervensi, yang belum memiliki izin edar agar bisa mendapatkan izin edar. Sehingga masyarakat yang mengonsumsi produk pangan yang dihasilkan, terhindar dari bahaya bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh pangan yang belum ada izin edar.
Dengan semangat tersebut, diharapkan Program Desa Pangan Aman dapat menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang sehat, kuat, dan berdaya saing di Nusa Tenggara Timur.
Sekedar diketahui, kegiatan pelatihan itu dilaksanakan selama dua hari berturut-turut dimulai dari Rabu, 14 Juni sampai Kamis 15 Juni 2024 menghadirkan narasumber dari Badan POM Kupang.
Pewarta: Sultan Sabatani
Editor: Aryo Helap