JTP Wailebe Butuh Sentuhan: Warga Desa Wailebe Siapkan Swadaya Untuk Perbaiki
Adonara, ||wartspers.com. Setelah terdampak badai laut pada awal tahun ini, Jembatan Tambatan Perahu (JTP) di desa Wailebe, kecamatan Wotanulumado, kabupaten Flores Timur, provinsi NTT, mengalami kerusakan serius. Gelombang angin barat yang melanda daerah tersebut merusak bagian sayap dan bagian depan JTP, membuat akses penyeberangan antar pulau dari pulau Adonara menuju ke Larantuka, pulau Flores praktis menjadi terhambat.
Menghadapi situasi ini, warga desa Wailebe yang berada di kecamatan Wotanulumado mengambil inisiatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Rofinus Tokan, tokoh masyarakat setempat kepada media ini, Rabu, 16 Agustus 2023 mengatakan, niat baik warga yang bersatu dalam semangat swadaya merencanakan untuk membangun kembali dan memperbaiki JTP yang rusak.
Upaya ini menurut Rofinus memerlukan kontribusi dari setiap warga, yang telah sepakat mengumpulkan semen dan batu pecah sebagai bahan material utama masing- masing KK 1 sak semen dan batu pecah 1 ember jotun maka terkumpullah 121 sak semen dan 121 ember jotun batu pecah dari 121 KK.
"Rencana swadaya ini juga melibatkan uang tunai sebesar Rp 1.500.000 untuk setiap perahu motor yang digunakan dalam proses pembangunan," tutur Rofin serius.
Namun menurut Rofin, setidaknya terdapat sekitar 7 perahu motor, sebelumnya ada sekitar 11 perahu motor, 4 sudah rusak akibat JTP yang tidak memenuhi syarat, yang saat ini sedang dalam kondisi angsuran akibat berbagai pinjaman, seperti Kredit Usaha Rakyat, pinjaman dari lembaga keuangan, pinjaman anggur merah, Koperasi Kredit Tani Lamaniat, dan pinjaman Gerbang Emas, dengan total pinjaman mencapai angka satu miliar lebih, karena itu, tanggungan uang tunai itu terasa sangatlah berat.
Rofin juga mengatakan, keputusan untuk menggelar swadaya ini diambil setelah rapat desa yang dipimpin penjabat kepala desa, Aloisius Tobi termasuk juga keputusan rapat para tokoh adat saat pesta adat di kampung lama lewo Lamaniat yang dipimpin Marselinus Ben Eko selaku ketua Lembaga Adat Lewo Lamaniat.
" Kami melakukan hal hal ini karena kami merasa kecewa terhadap Pemerintah Daerah Flores Timur (Pemda Flotim) yang kami anggap memilih-milih dalam alokasi anggaran pembangunan JTP. Padahal, JTP Wailebe, yang telah diserahkan kepada Pemda Flotim sejak tahun 2014, merupakan alternatif penting untuk akses penyeberangan antar pulau selain pelabuhan penyeberangan Tanah Merah dan Tobilota, dengan jarak penyeberangan mencapai 1,5 mil," tegas Rofinus.
Pantauan wartapers.com, saat ini, kondisi JTP Wailebe menunjukkan kerusakan pada sayap kiri dan kanan bagian depan, dengan luas masing-masing sekitar 10 meter. Kerusakan ini mengganggu aktifitas penyeberangan, namun warga setempat berinisiatif untuk membuat penyeberangan sementara dengan memasang pelat dari kayu lamatoro.
Karena itu, dengan semangat swadaya yang kuat dan kerja sama antar warga, diharapkan JTP Wailebe dapat segera mendapatkan perbaikan yang layak, mengembalikan kenyamanan akses penyeberangan bagi masyarakat dan meningkatkan konektivitas antar pulau.
Pewarta : sultan sabatani.
Editor : redaksi