Belitung, ||wartapers.com - Tim Panah Satreskrim Polres Belitung Timur berhasil membekuk 6 orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana pencurian di berbagai lokasi di wilayah hukum Belitung Timur. Penangkapan ini dilakukan pada Rabu malam (17/4/2024) sekitar pukul 23.20 WIB di Desa Simpang Renggiang.
Awalnya, Tim Panah yang sedang patroli mencurigai sebuah mobil Avanza Veloz putih dengan nomor polisi BN 1726 XM yang terparkir di jembatan Desa Simpang Renggiang. Saat dilakukan pemeriksaan, Tim menemukan 3 senjata tajam jenis parang, katana, dan pisau lading, serta 1 handphone yang diduga hasil curian.
Interogasi terhadap para terduga pelaku mengungkap bahwa mereka telah melakukan aksi pencurian di 5 TKP, yaitu:
• TKP Simpang Renggiang: Rokok campur (40 bungkus), uang recehan (Rp104.000)
• TKP Gantong: BBM Pertalite (4 jerigen 20 liter), tabung gas 3 kg (3 buah), rokok campur (60 bungkus)
• TKP Rumah Iis Desa Bangek: Sepatu (2 pasang), handphone (2 unit), uang tunai (Rp1.400.000)
• TKP Peniru: Percobaan pencurian (tidak berhasil)
• TKP Desa Simpang Tiga: 1 rumah dan 1 toko milik warga
Identitas Pelaku dan Barang Bukti
Para terduga pelaku yang diamankan adalah:
• SA (24 tahun), perempuan, mengurus rumah tangga
• SH (23 tahun), perempuan, pelajar/mahasiswa
• FS (29 tahun), laki-laki, petani
• J (23 tahun), laki-laki, buruh harian lepas
• TA (20 tahun), laki-laki, pelajar/mahasiswa
• A (27 tahun), laki-laki, wiraswasta
Barang bukti yang diamankan termasuk mobil, motor, senjata tajam, handphone, tabung gas, dan berbagai barang lainnya.
Akibat aksi para pelaku, korban mengalami kerugian hingga Rp8.000.000. Saat ini, para terduga pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mapolres Belitung Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Iwan Gabus: Kembali ke Adat Melayu Belitong untuk Perkuat Sistem Keamanan
Iwan Gabus, penggagas Komunitas Puake Belitong, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Tim Panah Polres Belitung Timur dalam mengungkap kasus pencurian dengan senjata tajam (sajam) yang terjadi di beberapa tempat di Belitung Timur. Ia juga menyoroti lemahnya sistem swadaya keamanan lingkungan di Belitung Timur dan menurunnya kesadaran sosial masyarakat.
"Kejadian pencurian dengan sajam ini menunjukkan lemahnya sistem swadaya keamanan lingkungan di Belitung Timur. Kesadaran sosial masyarakat juga makin hari makin menipis," ujar Iwan Gabus.
Iwan Gabus mengemukakan bahwa untuk memperkuat sistem keamanan dan menjaga marwah masyarakat lokal, perlu dilakukan upaya untuk kembali ke fitrah dan adat Melayu Belitong.
"Kita harus kembali ke adat kita, agar marwah kita sebagai masyarakat lokal jangan diinjak-injak lagi di tanah sendiri. Dengan membangkitkan kesadaran adat, kita bisa saling menjaga dan sekaligus preventif untuk menangkal hal tersebut," tutur Iwan Gabus.
Iwan Gabus berharap dengan kembali ke adat Melayu Belitong, masyarakat Belitung Timur dapat hidup dengan aman dan nyaman. Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan proaktif dalam menjaga keamanan lingkungan.
"Mari kita bersama-sama jaga keamanan lingkungan kita. Dengan kembali ke adat dan meningkatkan kesadaran sosial, kita ciptakan Belitung Timur yang aman dan kondusif," pungkas Iwan Gabus.
Pewarta: Hendy/Tim
Editor: redaksi