Notification

×

Iklan

Iklan

Dari Arena Penutupan Lokakarya Ortografi: Tonggak Awal Pelestarian Bahasa Daerah Lembata

Jumat, 14 Juni 2024 | 06:12 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-14T13:12:50Z

Lembata,||wartapers.com -Sebuah tonggak awal yang bernilai emas bagi pelestarian warisan budaya Lembata telah sukses diselenggarakan oleh Yayasan Suluh Insan Lestari. Setidaknya, warisan leluhur berupa bahasa daerah menjadi “sturdi” khusus para penutur melalui Lokakarya Ortografi 5 bahasa daerah. Bahasa daerah itu adalah bahasa daerah Kedang, Lewoeleng, Lamatuka, Ile Ape dan Lewuka. 

 Acara yang berlangsung selama empat hari ini bukan hanya sekadar serangkaian kegiatan, namun juga momentum penting bagi semangat kolaborasi dan dedikasi terhadap bahasa ibu.

Kepala Bidang Pembina SMP Ignasius Dewantoro Liarian dengan tegas menyatakan apresiasinya terhadap semangat dan dedikasi para peserta, yang telah menjadi pendorong utama dalam mendukung penerapan kurikulum lokal berbasis budaya.

Dewantoro Liarian ketika menutup lokakarya itu mengatakan, ortografi, sebagai landasan pelestarian bahasa daerah, kembali diposisikan sebagai sumbangan berharga bagi keberlanjutan budaya lokal. Ia menekankan pentingnya ortografi dalam mendukung pengembangan dan pemertahanan bahasa daerah. 

Di samping itu, Liarian juga menyatakan harapannya untuk kolaborasi yang lebih erat antara yayasan dan instansi terkait guna mendalami lebih jauh tentang ortografi ini.

Liarian mengapresiasi semangat dan spirit memotivasi penutur dari lima wilayah yang tuntas mengikuti lokakarya selama empat hari dan menghasilkan karya dan semangat yang diwariskan kepada anak anak. Kegiatan yang difasilitasi oleh yayasan menurut Laiarian sangat strategis, karena Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata sedang menerapkan kurikulum lokal berbasis budaya. 

“Dan ortografi ini bisa menjadi sumbangan atau materi yang sangat berguna kedepannya, terkait karena didalamnya terdapat morgan, sintetis dan unsur ortografi,” tutur Liarian.

Atas nama dinas dia memberikan apresiasi. Semoga yayasan bisa berkolaborasi dan bekerjasama untuk pendalaman terkait ortografi ini.

Salah satu sorotan penting dalam lokakarya ini adalah pentingnya pengembangan bahasa daerah dalam konteks Kabupaten Lembata, seperti yang disampaikan oleh peserta Lorensius Berani dari Lewoelang. Lorensius mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Yayasan Suluh Insan Lestari dan Pemerintah Daerah Lembata atas upaya mereka dalam menghimpun berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan bahasa daerah.

Ia mengatakan pentingnya melibatkan guru sebagai peserta, mengingat peran sentral yang dimiliki oleh mereka dalam menyampaikan materi kepada generasi muda. Pandangan ini menjadi tambahan berharga dalam upaya menjaga kontinuitas pengetahuan dan pemahaman terhadap bahasa daerah.

Johny Tjia, yang mewakili Yayasan Suluh Insan Lestari, menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi aktif peserta dalam interaksi dan diskusi. Ia juga menyoroti proses penemuan solusi atas teka-teki terkait permasalahan bunyi kata dalam bahasa daerah sebagai hal yang menarik dan penting dalam proses pelestarian bahasa.

Dalam proses lokakarya itu, setidaknya  ditemukan titik awal dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Penemuan 12 huruf hidup atau vokal yang tidak ekonomis dalam bahasa Lamatuka menjadi salah satu contoh nyata dari keseriusan mereka. Meskipun perjalanan masih panjang, namun keyakinan akan dimulainya upaya pelestarian ini telah memancarkan sinar harapan bagi warisan budaya masa depan.

Dengan penutupan Lokakarya Ortografi ini, Lembata telah mengukir tonggak awal yang penting dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya bahasa sebagai identitas bangsa menjadi landasan kuat bagi langkah-langkah nyata yang telah diambil. Melalui upaya bersama, bahasa ibu, bahasa darah, akan terus bersinar dan lestari, mewarnai dan menghiasi kisah peradaban bangsa.


Pewarta :sabatani

Editor: redaksi 

×
Berita Terbaru Update