Adonara,||wartapers.com - Colon Gubernur Nusa Tenggara Timur, Nomor Urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena (MLL) melakukan perjalanan politik ke sejumlah wilayah di NTT, termasuk kunjungannya ke makam politisi senior PDI Perjuangan yang juga mantan Gubernur NTT legendaris ke 8, Fransiskus Lebu Raya, di Adonara, Flores Timur, minggu 17 November 2024. Dalam kunjungan itu, Melki disambut hangat oleh keluarga besar almarhum Lebu Raya, yang menerima kehadirannya dengan penuh rasa hormat.
Kunjungan Melki ke makam Lebu Raya itu menjadi momen refleksi bagi dirinya, serta bagi banyak pihak yang hadir, termasuk politisi senior dan relawan yang ikut serta dalam rombongan. Di pusara almahrum, Melki menyampaikan kesaksian pribadi tentang sosok Frans Lebu Raya, yang dikenal sebagai seorang pemimpin yang rendah hati dan sabar.
"Frans Lebu Raya adalah sosok yang mampu mendengarkan dengan baik, merangkul semua pihak, dan menyatukan perbedaan yang ada, terutama dalam masyarakat NTT yang dikenal dengan karakter keras dan perbedaan pendapat yang tajam," ujar Melki.
Fransiskus Lebu Raya, yang menjabat sebagai Gubernur NTT dari 2008 hingga 2018, dikenang sebagai sosok yang mampu menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam keberagaman. Melki mengungkapkan bahwa salah satu hal yang membuat Frans Lebu Raya sangat dihormati adalah kemampuannya untuk "menjahit" semua perbedaan dan menjaga kedamaian di NTT.
"Pada masa kepemimpinan beliau, NTT bisa terasa lebih teduh. Saya pikir, ini adalah salah satu hal yang akan kami teruskan, jika Tuhan berkenan memberikan amanah kepada kami," tambah Melki dengan penuh harapan.
Melki juga menegaskan bahwa jika nantinya masyarakat memilihnya untuk melanjutkan kepemimpinan di NTT, ia berkomitmen untuk meneruskan program-program unggulan yang telah ditanamkan oleh Lebu Raya, salah satunya adalah program "Anggur Merah". Program tersebut memberi dampak besar bagi masyarakat desa, dengan melibatkan mereka secara langsung dalam pembangunan melalui anggaran yang disalurkan dari pemerintah provinsi. Program ini bahkan diadopsi oleh Kementerian Desa dan menjadi model pembangunan berbasis desa yang terkenal di Indonesia.
Selain itu, Melki menyoroti pentingnya gagasan hilirisasi dan pengolahan hasil bumi di tingkat desa dan kelurahan, yang menurutnya sejalan dengan semangat yang diwariskan oleh Lebu Raya melalui program-program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
"Semangat untuk membangun desa, memberdayakan masyarakat dengan pemberian akses dan dukungan kepada mereka, adalah sesuatu yang kami ambil dari inspirasi kepemimpinan beliau," ujar Melki.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian safari politik Melki Laka Lena yang dimulai dengan kunjungan ke lokasi pengungsian di Lewotobi, dilanjutkan dengan perjalanan ke Adonara untuk nyekar di makam Frans Lebu Raya. Setelah itu, Melki bertemu dengan pimpinan koalisi partai pengusung dan relawan di Lembata Indah Hotel, sebelum melanjutkan perjalanan ke Wairiang, Kedang, dan akhirnya menyeberang ke Alor untuk bertemu dengan konstituen dan relawan di sana.
Rombongan Melki juga turut disertai oleh politisi senior dari Partai Golkar Lembata, yang juga Ketua Komisi III DPRD NTT, Yohanes De Rosari. Yohanes, yang telah lama berkiprah dalam dunia politik di NTT, turut memberikan dukungan moral kepada Melki dalam setiap langkah safari politik tersebut.
Dalam pertemuan di Lembata Indah Hotel, Melki menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dan sambutan hangat dari masyarakat dan para relawan. "Hari ini, kami merasa sangat dihargai dan diterima dengan baik oleh keluarga besar almarhum, dan juga oleh para relawan yang mendukung kami. Semoga kami bisa terus melanjutkan semangat dan cita-cita untuk memajukan NTT yang lebih baik," tutup Melki dengan penuh optimisme.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi ajang refleksi bagi perjalanan politik Melki, tetapi juga sebagai momentum untuk menegaskan komitmennya dalam melanjutkan kepemimpinan yang penuh kedamaian, pemberdayaan, dan pembangunan yang berkelanjutan di NTT.
Pewarta: sabatani
Editor: redaksi