Notification

×

Iklan

Iklan

Kepala Desa Aulesa: Contoh Pemimpin Inovatif yang Membawa Kebun Desa Menjadi Lumbung Ekonomi Baru

Rabu, 11 Desember 2024 | Desember 11, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-12T05:04:34Z

 


Lembata, || wartapers.com -  Di tengah geliat pembangunan yang makin terasa, Desa Aulesa menghadirkan contoh nyata tentang kepemimpinan yang berinovasi. Kepala Desa Frederikus Daeng, dengan penuh dedikasi, memimpin langsung kegiatan penanaman jagung di Kebun Desa Aulesa, 11 Desember 2024, sebuah lahan produktif seluas 1,5 hektar yang kini menjadi cikal bakal kebangkitan ekonomi desa. Tindakan ini bukan sekadar untuk mencukupi kebutuhan pangan, melainkan sebagai langkah strategis untuk mengubah kebun desa menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan. Melalui kebijakan ini, Frederikus mengajarkan kita bahwa seorang pemimpin harus mampu berpikir jauh ke depan dan berani mengambil langkah inovatif untuk kemajuan bersama.


"Penanaman jagung hibrida tipe BC 2 ini adalah awal dari sebuah perubahan besar. Kami ingin kebun desa ini tidak hanya untuk bertani demi ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PAD)," ungkap Frederikus di sela-sela aktivitas penanaman. Dengan adanya kebun ini, ia berharap Desa Aulesa bisa mengurangi ketergantungan pada sumber daya luar dan mulai mandiri secara ekonomi.


Frederikus menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan kebun desa menjadi lebih dari sekadar lahan pertanian biasa. "Kami sudah membajak empat lokasi, termasuk satu lokasi baru. Di samping itu, kami juga mengembangkan jagung pulut sebagai komoditas alternatif di lahan seluas 30x40 meter," kata Frederikus dengan penuh semangat. Kebun ini kini menjadi simbol transformasi desa yang tidak hanya berpikir tentang kebutuhan pangan jangka pendek, tetapi juga keberlanjutan ekonomi dalam jangka panjang.


Bersama warga desa, Frederikus tidak hanya memanfaatkan kebun untuk menghasilkan bahan pangan, tetapi juga menjadikannya sebagai sarana pemberdayaan ekonomi. "Kebun desa kami dirancang sebagai sentra pertanian yang akan melibatkan masyarakat secara langsung. Ini adalah upaya untuk mendorong kemandirian ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan hasil pertanian bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat," jelasnya. Selain itu, pengembangan kebun desa ini juga mencakup integrasi dengan peternakan terpadu yang diharapkan dapat memperkaya hasil dan meningkatkan pendapatan desa.


Inovasi yang dilakukan oleh Frederikus tidak hanya terhenti pada sektor pertanian, tetapi juga pada peningkatan infrastruktur yang mendukung kelancaran usaha tani. "Kami mendapatkan dukungan dari Milky Making untuk pembangunan jalan usaha tani yang saat ini sedang dikerjakan. Dengan adanya jalan ini, akses ke kebun akan semakin mudah, dan hasil pertanian dapat didistribusikan dengan lebih efisien," tambahnya. Jalan usaha tani yang sedang dibangun ini menjadi elemen penting dalam memperkuat ekosistem pertanian desa.


Frederikus juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat dalam mengelola kebun desa. Dulu, kebun dianggap hanya sebagai tempat untuk bertani dan memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Namun, dengan inovasi yang diterapkan, kebun kini dipandang sebagai aset ekonomi yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. "Kami ingin kebun desa tidak hanya menjadi lahan untuk bertani, tetapi menjadi sumber daya yang bisa menghasilkan keuntungan bagi masyarakat secara bersama-sama," ungkap Frederikus.


Desa Aulesa kini memiliki lima kebun yang tersebar di beberapa wilayah strategis, seperti Duri, Lamahu, dan Olesa. Semua kebun ini diproyeksikan sebagai pusat pengembangan pertanian yang akan dikelola dengan melibatkan tenaga kerja lokal. Keberhasilan ini sangat bergantung pada peran aktif masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan kebun desa secara maksimal. "Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, kami berharap mereka dapat merasakan manfaat dari kebun desa ini, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dalam menciptakan kemandirian bersama," jelas Frederikus.


Kepemimpinan Frederikus yang berinovasi juga mengajak kita untuk menilai kembali potensi yang ada di desa-desa lainnya. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara optimal, kebun desa Aulesa berpotensi menjadi model yang dapat diikuti oleh desa-desa lain dalam mengembangkan perekonomian lokal. "Kami ingin menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang baik dan keterlibatan masyarakat, kebun desa bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar," ujarnya.


Melalui langkah-langkah konkret yang diambil oleh Frederikus, Desa Aulesa kini menjadi contoh bagi banyak desa lain yang ingin meraih kemandirian ekonomi. Inovasi yang dilakukan tidak hanya mengandalkan teknologi dan ilmu pertanian, tetapi juga menggali potensi sosial dan budaya masyarakat. Dengan keberlanjutan program ini, Aulesa berpotensi menjadi desa percontohan dalam pengelolaan kebun desa yang bisa mengubah nasib perekonomian desa secara menyeluruh.


Kebun desa Aulesa membuktikan bahwa sebuah desa bisa berkembang pesat dengan kepemimpinan yang visioner dan berani berinovasi. Tidak hanya mengandalkan bantuan luar, tetapi juga menggali potensi yang ada di dalam desa itu sendiri. Aulesa kini mengajarkan kita bahwa pemimpin yang berani berpikir kreatif, bekerja keras, dan melibatkan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang nyata dan berdampak positif dalam jangka panjang.


Pewarta -Sabatani

Editor: redaksi 

×
Berita Terbaru Update