Flotim – wartapers.com - Warga Desa Wailebe, Kecamatan Wotanulumado, Kabupaten Flores Timur, NTT, bahu-membahu menggalang dana dan material demi pembangunan dermaga di JTP Wailebe. Proyek ini bertujuan mengganti dermaga kayu yang telah rusak dan sudah tiga kali diperbaiki sejak 2017. Kini, dermaga yang menjadi akses utama bagi perahu motor rute Wailebe–Larantuka akan dibangun lebih kokoh dengan campuran semen khusus yang tahan terhadap air laut.
Sebelumnya, pada 1 Januari 2023, dermaga di sebelah Jembatan Kayu pernah rusak akibat dihantam gelombang musim barat. Berkat partisipasi masyarakat Wailebe, dermaga tersebut kembali dibangun pada Februari 2023. Pembangunan tersebut juga mendapat bantuan dari para perantau serta sumbangan semen dari Romo Lasarus Laga Koten selaku Romo Deken Adonara, Anton Doni Dihen, Cosmas Himalaya, serta berbagai pihak ketiga lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Menurut Kepala Desa Wailebe, Aloisius Tobi, pembangunan dermaga yang baru ini merupakan wujud komitmen masyarakat dalam menjaga akses transportasi laut yang menjadi urat nadi kehidupan mereka. “Kami bersyukur atas semangat gotong royong warga. Ini menunjukkan bahwa kebersamaan adalah kekuatan utama dalam membangun desa,” ujarnya.
Tokoh adat Marselinus Ben Eko juga menegaskan pentingnya dermaga ini bagi masyarakat. “Dermaga ini bukan hanya sekadar tempat sandar perahu, tetapi bagian dari kehidupan kami. Banyak warga bergantung pada akses laut untuk berdagang, sekolah, dan berbagai kebutuhan lainnya. Karena itu, kami berharap ada lebih banyak pihak yang peduli dan membantu,” katanya.
Masyarakat Wailebe juga telah memperbaiki JTP yang rusak dengan anggaran swadaya murni sebesar Rp 75.800.000. Berkat usaha tersebut, fisik JTP pada bagian timur sudah dapat digunakan hingga saat ini.
Sementara itu, dalam pembangunan dermaga baru, panitia menargetkan total anggaran sebesar Rp 120 juta. Dana desa telah dialokasikan sebesar Rp 50 juta, sementara sisanya diupayakan dari sumbangan masyarakat dan berbagai pihak. Saat ini, warga telah berkontribusi melalui pengumpulan dana sebesar Rp 50 ribu per kepala keluarga (KK) dan Rp 500 ribu per kapal milik warga.
Selain itu, masyarakat juga menyumbangkan material seperti pasir dan batu secara swadaya, sementara panitia menanggung biaya transportasi material tersebut. Warga perantauan dari berbagai daerah seperti Malaysia, Samarinda, Bali, Batam, Malang, Kupang, dan Lembata juga diharapkan berpartisipasi dalam penggalangan dana. Kotak sumbangan telah disiapkan di JTP Wailebe bagi siapa saja yang ingin berdonasi.
Panitia berharap adanya bantuan dari toko, perusahaan, maupun kontraktor yang bersedia menyumbangkan dana atau material guna mempercepat proses pembangunan. Meski belum ada dukungan dari pihak swasta, upaya pencarian bantuan terus dilakukan.
Dengan semangat gotong royong, warga Wailebe menunjukkan bahwa keterbatasan dana bukanlah halangan untuk membangun infrastruktur yang lebih baik. Kepedulian berbagai pihak akan menjadi kunci sukses proyek ini demi akses laut yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat Wailebe dan sekitarnya.
Pewarta: Sabatani
Editor: redaksi