Kolaka, wartapers.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UHO mengajak seluruh civitas akademika untuk menjaga kondusifitas kampus, menjunjung tinggi etika akademik, dan tidak terpengaruh oleh intervensi pihak luar yang berpotensi mencederai nilai-nilai keilmuan dan integritas universitas.
Pemilihan Rektor bukan sekadar agenda pergantian kepemimpinan, melainkan momentum strategis yang menentukan arah kemajuan kampus ke depan. Dalam konteks ini, BEM UHO menekankan bahwa proses pemilihan rektor harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan dapat disaksikan secara terbuka oleh seluruh civitas akademika, karena rektor adalah representasi tertinggi dari wajah dan arah kebijakan kampus.
Sebagai pusat pendidikan tinggi di Sulawesi Tenggara, UHO memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan dalam praktik demokrasi yang sehat. Oleh karena itu, pelibatan dan pengawasan aktif dari elemen-elemen kampus adalah wujud komitmen terhadap prinsip partisipatif dan keterbukaan yang sejati.
Ketua BEM UHO, Nabil Al Mahmud, menyampaikan:
"Kami mengingatkan bahwa kampus harus bebas dari intervensi dan tekanan kepentingan eksternal. Pemilihan rektor bukan hanya soal siapa yang terpilih, tetapi bagaimana proses itu mencerminkan integritas, partisipasi, dan semangat Tri Dharma. Rektor bukan pemilik kampus, tetapi cerminan dari kehendak kolektif kampus itu sendiri."
BEM UHO akan terus berdiri sebagai pengawal moral dan intelektual dalam proses ini. Kami percaya bahwa dengan menjaga keterbukaan proses, membatasi intervensi luar, serta menjunjung nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi,Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian, UHO akan melahirkan kepemimpinan yang berintegritas dan visioner.
Mari kita jaga bersama suasana akademik yang damai, ruang berpikir yang bebas, dan proses pemilihan yang bermartabat.
UHO adalah rumah besar kita. Rektor adalah wajahnya. Maka proses menuju ke sana harus bersih dan terbuka.
Pewarta : asril wp
Editor : Redaksi